Candi Prambanan


Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Jawa kuno, dan bangunan pertama selesai pada pertengahan abad ke-9. Ini kemungkinan besar dimulai oleh Rakai Pikatan sebagai jawaban dari Dinasti Hindu Sanjaya untuk Candi Borobudur dan Candi Sewu dari Dinasti Syailendra Buddha di dekatnya. Sejarawan berpendapat bahwa pembangunan Prambanan mungkin dimaksudkan untuk menandai kembalinya Dinasti Sanjaya Hindu ke tampuk kekuasaan di Jawa Tengah setelah hampir seabad dominasi Dinasti Syailendra Buddha. Pembangunan candi Hindu yang sangat besar ini menandakan bahwa istana Medang telah mengalihkan perlindungannya dari Buddha Mahayana ke Hindu Syiah.

Sebuah candi pertama kali dibangun di lokasi tersebut sekitar tahun 850 M oleh Rakai Pikatan dan dikembangkan secara ekstensif oleh Raja Lokapala dan Balitung Maha Sambu, raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram. Menurut prasasti Shivagrha tahun 856 M, candi ini dibangun untuk menghormati Dewa Siwa, dan nama aslinya adalah Siwa-grha (Rumah Siwa) atau Siwa-laya (Alam Siwa). [5] Menurut prasasti Shivagrha, proyek air publik untuk mengubah aliran sungai di dekat kuil Shivagrha dilakukan selama pembangunan kuil. Sungai yang diidentifikasikan sebagai Sungai Opak itu kini mengalir dari utara ke selatan di sisi barat kompleks Candi Prambanan. Sejarawan berpendapat bahwa awalnya sungai itu melengkung lebih jauh ke timur dan dianggap terlalu dekat dengan candi utama. [Rujukan?] Proyek ini dilakukan dengan memotong sungai di sepanjang poros utara ke selatan di sepanjang dinding luar kompleks Kuil Shivagrha. Bekas aliran sungai itu diisi dan dibuat rata untuk menciptakan ruang yang lebih luas untuk perluasan candi, ruang untuk deretan candi pervara (pelengkap).

Beberapa arkeolog mengusulkan bahwa patung Siwa di garbhagriha (ruang tengah) candi utama dimodelkan setelah Raja Balitung, berfungsi sebagai penggambaran diri yang dituhan setelah kematian. [6]

Kompleks candi diperluas oleh raja Mataram berturut-turut, seperti Daksa dan Tulodong, dengan penambahan ratusan candi perwara di sekitar candi induk. Dengan menara prasada utama yang menjulang setinggi 47 meter, kompleks candi berdinding luas yang terdiri dari 240 bangunan, candi Shivagrha Trimurti adalah yang tertinggi dan termegah di masanya. Memang kompleks candi tersebut merupakan candi Hindu terbesar di Jawa Kuno, dengan tidak ada candi Jawa lain yang pernah melampaui skalanya. Prambanan berfungsi sebagai candi kerajaan Kerajaan Mataram, dengan sebagian besar upacara keagamaan dan pengorbanan negara dilakukan di sana. Di puncak kerajaan, para ahli memperkirakan bahwa ratusan brahmana bersama murid-murid mereka tinggal di dalam tembok luar kompleks candi. Pusat kota dan istana Mataram terletak di dekatnya, di suatu tempat di Dataran Prambanan.